Jumat, 03 Juni 2016

makalah menganalisis pasar konsumen dan perilaku konsumen

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN





TENTANG
“MENGANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI “

Dosen pembimbing     :
Jumiati, SE, MM.
Di susun oleh              :
Rahmawati Hasanah               (14612014679)
Reftiani  Savia Lauda             (14612014689)
Hamdana                                 (14612014694)
Siti Mariyam                           (14612014669)
Andriza Hamzah P.D              (14612014…..)

                                 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN                                    
UNIVERSITAS ACHMAD YANI
BANJARMASIN
T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, tangguh, berteknologi tinggi, mampu berkompetisi, mempunyai kompetensi yang memadai dan mampu bersaing secara global. Di dalam era global saat ini disatu sisi membawa persaingan yang semakin ketat namun disisi lain membuka peluang kerjasama. Untuk menghadapi persaingan dan memanfaatkan peluang tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perguruan tinggi memainkan peranan yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia di dalam era global tersebut, karena dengan lulusan yang memiliki kompetensi akan menjadi tenaga kerja yang mampu berperan sebagai faktor keunggulan yaitu tenaga kerja yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan tinggi, dan berperilaku profesional. Proses pembelajaran di kampus merupakan suatu proses transfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari Dosen kepada mahasiswa/(i). Demikian juga proses pembelajaran di Perguruan Tinggi khususnya program Ekonomi Manajement, bahwa penguasaan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) juga dapat berlangsung sehingga lulusannya memiliki kompetensi yang benar-benar dikuasai untuk bekal dalam kehidupannya.
Saat ini buku-buku penunjang Belajar Manajemen di Perguruan Tinggi masih
sangat jarang, Mengingat pentingnya informasi tentang materi ini, maka kami mencoba menulis Makalah tentang Manajement Pemasaran“menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli” yang dapat menjadi
pegangan untuk Mahasiswa/(i) dalam proses pembelajaran di kampus.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru,20 Maret 2016
Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Kata penagntar………………………………..………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN……………………….……………………………4
1.1     Latar belakang…………………………………….……………………4
1.2     Rumusan maslah…………………………………….…………….……5
1.3     Tujuan………………………………………………………….……….5

BAB IIMENANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI……………………………………………………………………6
2.1 Sebuah model perilaku konsumen ……………………………….……8
2.2 Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen……..…….…..9
2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen…..…….9
2.2.2 Faktor Budaya…………………………………………………10
2.2.3 Faktor Sosial………………………………………..………….13
2.2.4 Peran dan Status……………………………………………….17
2.2.5 Faktor Pribadi ………………………………………………….17
2.2.6 Proses Psikologis……………………………………………….23
2.2.7 Pembelajaraan…………………………………………..………28
2.2.8 Kepercayaan dan sikap……………………………...………….29
2.3 Proses keputusan pembeli…………………………………………….29
2.3.1 Tipe-tipe perilaku membeli…………………………………….31
2.3.2 penelitian proses keputusan membeli………………………….32
2.3.3 Tahap-tahap dalam proses keputusan membeli………….…….32
2.3.4 Beberapa Proses Keputusan Alternatif yang Digunakan oleh
Konsumen untuk Menilai Merek-merek Alternatif…………………35

KESIMPULAN…………………………………………………….……..44
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..45


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen sasaran.Pasar konsumen dan perilaku pembelian konsumen harus dipahami sebelum rencana pemasaran yang nyata dapat dikembangkan.Pasar konsumen membeli barang & jasa untuk konsumsi pribadi, dan ini adalah pasar yang paling akhir dimana kegiatan perekonomian diatur.
            Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya.Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyebrangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen.Akan tetapi, tidak diingkari kondisinya bervariasi yang tercengkram perubahan.Kegenerikan produk, jenis produk, tingkatan produk, dan persaingan merek memberikan pertolongan kita untuk menentukan pasar. Pasar yang ditentukan dengan cara demikian, tergores garis batas jelas tujuan, keberadaan alternatif, serta daya lenting terhadap aksi dobrakan perubahan.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam.Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit – menit terakhir perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi kebutuhan dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap selanjutnya. Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru pemasaran lainnya.
Analisis Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli Apakah yang mempengaruhi perilaku konsumen?
Oleh karena itu penulis menentukan judul “ menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli “ pada pembuatan makalah ini dan memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari pasar konsumen dan prilaku pembeli ?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian ?
3.      Apa saja faktor – faktor psikologis yang mempengaruhi prilaku pembelian ?
4.      Bagaimana proses pengambilan keputusan ?
5.      Bagaimana tahap – tahap pengambilan keputusan ?
6.      Bagaimana menganalisis pasar konsumen dan prilaku pembeli ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.       Untuk memenuhi tugas manajemen pemasaran
b.      Untuk mengetahui peluang pemasaran yang sedang tren di kalangan konsumen
c.       Untuk mampu bertahan dalam dunia pasar konsumen.
d.      Mampu memahami berbagai karakteristik konsumen
e.       Mampu mengidentifikasikan dan memahami siapa yang mengambil keputusan dan mempunyai masukan dalam keputusan pembelian
f.       Mampu mengembangkan program pemasaran yang di hantarkan khusus ke segmen pasar tertentu.





BAB II
MENANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI

Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pada tahun 1984, pasar konsumen Amerika terdiri dari 238 juta orang dengan jumlah seluruh pendapatan pribadi 3 trilyun dolar atau rata-rata sebesar 15,487 dolar bagi setiap pria , wanita, dan anak. Setiap tahun pasar ini tumbuh dengan beberapa juta orang dan mencapai nilai lebih dari 100 milyar dolar, yang menunjukkan salah satu pasar konsumen paling menguntungkan di dunia.
Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu.Jika sebuah lapisan atau segmen pasar cukup besar, beberapa perusahaan bisa menetapkan program pemasaran khusus untuk melayani pasar ini.
Pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah individual yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan.Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan rangsangan serta keinginan pelanggan sasaran.Bidang ilmu perilaku konsumen memepelajari bagaimana individu, k elompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
            Kemudian, pasar yang telah ada dianalisis lewat berbagai kegiatan. Secara terperinci kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : studi batas dan struktur pasar, studi dan deskripsi konsumen akhir, studi dan deskripsi industri serta sistem nilai tambah, evaluasi pesaing inti, prediksi potensi pertumbuhan pasar. Lima kegiatan demikian, merupakan kerangka kerja yang memberikan landasan penting identifikasi segmen pasar dan keunggulan bersaing.Mayoritas, bisnis saat ini bertindak melakukan penargetan terhadap satu atau lebih segmen pasar. Pasar adalah harus ditentukan dan dianalisis untuk kejelasan arena pertempuran dan penerimaan profit dari keberhasilan persaingan.
Pemasar harus benar-benar mengerti antara teori dan kenyataan dari perilaku konsumen.Perilaku konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor individu.
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Memahami prilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sesederhana.Dalam menganalisis suatu pasar konsumen, seseorang perlu mengetahui tentang penduduk, obyek, tujuan pembeli, organisasi, operasi, peristiwa, dan tempat penjualan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembeli, mempelajari terobosan – terobosan pemasaran, proses keputusan pembelian, dan pengambilan keputusan pembelian.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam.Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit – menit terakhir perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi kebutuhan dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap selanjutnya. Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru pemasaran lainnya.



1.    SEBUAH MODEL PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.Titik untuk memahami perilaku adalah model rangsangan dan tanggapan.Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembeli tertentu.
Tanggapan dan rangsangan pada pembeli yaitu prilaku konsumen dalam membeli suatu produk, produk merupakan titik pusat pada kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.
Pentingnya prilaku konsumen pada kehidupan sehari – hari, terutama hal yang mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Di samping itu dapat juga mempelajari pemakaian konsumen, mengevaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli dan untuk mengetahui cara individu membuang produk yang dulu pernah baru.
Pada tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian yang jelas mengenai konsumen, mealui pengalaman sehari-hari pada waktu menjual sesuatu kepada para konsumen.
Setelah perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah peluang para pembuat keputusan pemasaran untuk dapat berhubungan langsung dengan para pelanggan.Dalam tahap selanjutnya, para manajer berpaling pada kegiatan penelitian konsumen.
Mereka mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada apa yang pernahmereka belanjakan untuk mempelajari konsumen dalam upaya mempelajari :
            Siapakah pembeli itu?                         Penghuni
            Apa yang mereka beli?                        Sasaran
            Mengapa mereka membeli?                 Onyektif
            Siapan saja yang terlibat?                    Organisasi
            Bagaimana mereka membeli?              Operasi
            Kapan mereka membeli?                     Kesempatan
            Di mana mereka membelu?                 Tempat penjualan
Ini persoalannya adalah pertanyaan berikut: “bagaimana onsumen memberikan jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang bisa diatur oleh perusahaan?” Perusahaan yang benar-benar memHmi bgagaimana konsumen memberikan jawabanterhadap cirri-ciri produk yang berbeda, harganya, daya tarik periklanan dan lain-lain akan meraihnkeuntungan lebih banyak daripada para pesaingnya. Karena  itu, para peneliti dalam bidang akademis telah mencurahkkan banyaktenaga untuk meneliti hubungan antara rangsangan pemasaran dan jawaban konsumen.

2.    FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

A.  Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan faktor – faktor semacam itu, tetapi mereka harus memperhitungkannya.Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya.Karena perusahaan harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang.Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.

B.  Faktor Budaya


1.    Budaya

Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil.Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997).
Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. Pemasar harus benar – benar memperhatikan nilai – nilai budaya di setiap negara untuk memahami cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk produk baru.
·      Contoh : pergeseran budaya dalam hal pakaian yang menuju ke informalitas maka mengasilkan meningkatnya permintaan pakaian-pakaian santai, dan munculnya perusahaan garmen dan UKM dimana-mana.





2.    Sub-budaya

Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi (Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasarsering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Setiap budaya terdiri dari beberapa sub – budaya ( subculture ) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.Ketika subbudaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka.Program pemasaran tersebut adalah pemasaran multikutural tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan demografis yang berbeda tidak selalu memberi respons positif terhadap iklan massal.

·      Contoh : Wal-Mart di Seattle, dimana orang Asia-Amerika mencakup lebih dari 13% populasi menyediakan CD dan Video artis Asia, produk kesehatan dan kecantikan yang disukai orang asia yang bertujuan untuk menjual barang” untuk melayani bangsa Asia.


3.      Kelas Sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler, 1997).Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya.  
     
v Ada 7 kelas social yang diidentifikasi oleh ilmuan social :

1)   Atas atas (kurang dari 1%) Elit social yang hidup dari kekayaan warisan.
2)   Atas bawah (2%) orang yang memilki kekayaan yang besar karena kemampuan yang luar biasa dalam profesi atau bisnisnya.
3)   Menengah atas (12 %) tidak memliki status keluraga ataupun kekayaan yang luar biasa.
4)   Kelas Menengah (32 %) pekerja kerahputih dan kerah biru bergaji menegah yang tinggal di bagian kota yang lebih baik.
5)   Kelas Pekerja (38 %)pekaerja kerah biru berpenghasilan menengah dan mereka yang mempelopori gaya hidup kelas pekerja tanpa memperhatikan penghasilan,latar belakang pendidikan,atau jabatan mereka sekalipun.
6)   Atas bawah (9 %) anggota kelas bawah kerja,meskipun standar hidup mereka hanya sedikit di atas garis kemiskinan,merek mengerjakan pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan dan di gaji sangat rendah.
7)   Bawah Bawah ( 7 %) anggota kelas bawah yang mendapatkan tunjanagan pemerintah,melarat berkepanjangan dan biasanya tidak memiliki pekerjaan.
8)   Kelas sosial menunjukan prefensi produk dan merk yang berbeda dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan mobil.




v Kelas sosial memiliki beberapa ciri          :

1)   Pertama, orang-orang di dalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda.
2)   Kedua, orang merasa dirinya menemati posisi yang inferior atau superior di kelas sosial mereka.
3)   Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel seperti penghasilan, pekerjaan dan sebagainya.
4)   Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka.

Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.

·      Contoh : suatu perusahaan membuat berbagai macam desain produk dan variasi harga mahal untuk memenuhi  kepuasan orang-orang yang sangat memperhatikan selera dan merek, contoh Mobil mewah, rumah elit dll


C.  Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

1.    Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah ( reference group ) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung ( tatap muka ) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung di sebut kelompok keanggotaan( membership group ). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer ( primary group ), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadikelompok sekunder ( secondary group ), seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara. Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Orang juga di pengaruhi oleh kelompok diluar kelompoknya. Kelompok aspirasional ( aspirational group ) adalah kelompok yang ingin di ikut oleh orang itu, kelompok disosiatif ( dissociative group ) adalah kelompok yang nilai dan perilakunya di tolak oleh orang tersebut.
Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menetukkan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari berbagai merek atau bagaimana produk tertentu dapat di gunakan.Pemimpin opini seringkali memiliki kepercayaan yang tinggi, aktif secara sosial, dan terlibat kategori produk.Pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan mengidentifikasi karakteristik demografis dan psikografis, mengidentifikasikan media yang mereka baca, dan mengarahkan pesan kepada mereka.

·      Contoh : jaringan social Facebook, twitter, dll



2.    Keluarga

Kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli.Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.(Philip Kotler, 1997).
Para anggota kelurga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.Kita dapat membedakan dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli.

1.      Keluarga sebaai sumber orientasi
Yang terdiri dari orangtua. Dari orang tualah seseorang memperoleh suatu orieantasi terhadap agama, politik, dan ekonomi, juga ambisi pribadi, harga diri, dan cinta kasih.10 Bahkan kendatipun misalnaya pembeli itu sudah lama tidak berinteraksi lebih banyak dengan orang tuanya, namun pengaruh orang tua itu masih kuat melekat dalam perilaku bawah-sadar si pembeli. Di suatu Negara di mana orang tua selalau tinggal diam bersama anak-anaknya, pengaruh mereka akan tetap menonjol.

Ada pula suatu pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembeli sehari-hari yaitu

2.      Keluarga sebagai sumber keturunan
Yakni pasangan suami istri dan anak-anaknya. Keluarga adalah organisasi konsumen pembeli yang terpenting dalam masyarakat, dan telah diteliti sacara luas.11 para pemasar tertarik  pada peranan dan pengaruh relative dari suami,istri,dan anak-anak mereka dalam pembelian sejumlah besar produk dan jasa. Keterlibatan suami-istri berbeda-beda sesuai dengan jenis produk.Istri secara tradisional sudah menjadi agen pembeli utama bagi keluarganya.
Dalam hal produk dan jasa yang harganya mahal, pihak suami dan istri akan secara bersama-sama membuat keputusan. Para pemasar memerlukan informasi untuk menentukan anggota keluarga manakah yang umumnya mempunyai pengaruh lebih besar dalam hal pembelian produk atau jasa tertentu. Apakah suami yang lebih menetukan, atau istrinya, atau kedua-duaanya sama-sama berpengaruh produk dan jasa berikut ini menunjukkan siapa yang menentukan :
§  Suami lebih menentukan : asuransi jiwa, mobil, televise.
§  Istri lebih menetukan : mesin encuci, permadani, perabotan bukan kamr tamu, peralatan dapur.
§  Sama-sama menetukan : perabotan kamar tamu, acara hari libur, rumah , dan hiburan di luar rumah.

Pada saat yang sama,anggotakeluarga yang paling menentukan ternyata berbeda-beda untuk mengambil keputusan :
a)    kapan membeli sebuah mobil 68 persen dari kasus terutama dipengaruhi oleh suami, dalam 3 persen kasus itu terutama oleh istri, dan oleh kedua pihak 29 persen kasus.12  Di lain pihak , keputusan ;
b)   apa warna mobil yang akan dibeli  di pengaruhi terutama oleh suami 25 persen dari pada kasus, oleh istri dalam 25 persen dari kasus,dan bersama-sama sebesar 50 persen dari kasus.

Sebuah perusahaan mobil perlu memperhitungkan peranan dalam membuat keputusan yang berbeda-beda ini dalam rangka merancang dan mempromosi kendaraannya.

·      Contoh : anak-anak sangat mempengaruhi keputusan keluarga tentang kemana mereka akan berlibur atau berbelanja. Hasilnya banyak pusat perbelanjaan yang menyediakan  wahana bermain untuk anak sehingga mereka bias berbelanja sekaligus mengajak anak-anaknya berlibur.

D.  Peran dan Status

Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya.

·      Contoh : seorang ibu yang bekerja disebuah perusahaan sebagai manajer, secara otomatis akan membeli pakaian yang sesuai dgn perannya yang rapi, maka muncullah seragam kerja dll

Setiap peranan membawa satu kasus yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan oleh masyarakatnya. Peranan dari seorang hakim di mahkamah agung membawa status yang lebih tinggi dari peranan mana jer merek ; peranan msnsjer merek  tinggi dari karyawan kantor. Seseorang sering memilih produk untuk menyatakan peran dan status mereka dalam masyarakat. Karena itu, seorang presiden perusahaan memakai mobil Mercedes dan cadillacs, pakaian yang mahal, kemeja dengan jahitan terbagus dan minum chivas regal scotch. Jika budaya perusahaan mereka memperkenalkan untuk memperlihatkan kekayaan.(Beberapa perusahaan, khususnya di luar AS, cenderung menghubungkan kekuasaan dengan kebijakan dan tidak diperkenankan untuk “memperlihatkan keluar keberhasilan yang dicapainya.”)para pemasaaar perlu menyadari potensi produk untuk menjadi simbol status.


E.  Faktor Pribadi.

Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara lain yaitu:
1.    Umur dan Tahap Daur Hidup

Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup karena orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya.Oleh karena itu, para pemasar harus memberi perhatian yang besar pada hal tersebut.

Sebuah tinjauan umum tentang daur hidup keluarga dan perilaku membelinya

Tahapan dalam daur hidup keluarga
Pola perilaku atau  pembeli
1.      tahap bujangan : masih muda sendirian dan  tidak  tinggal dirumah
Masih sedikit beban keuangan. Penyebaran berbagai mode. Berorientasi kegiatan rekreasi. Memebeli : perlengkapan dapur utama, perabot rumah tangga yangbpokok, kendaraan, perlengkapan untuk kegiatan olahraga, liburan.
2.      pasangan yang baru saja menikah : masih muda , tanpa anak
Keadaan keuangan lebih baik dari masa selanjutnya. Tingkat pembelian tinggi dan rat-rata tertinggi pembelian barang tahan lama. Membeli :endaraan, mesin pendingin, kompor, perabot rumah tangga, yang tahan lama dan pantas, liburan.
3.      keluarga atau sarang utuh (full nest) tahap ke 1 : anak usia termuda dibawah  6  tahun
Pembelian keperluan rumah tangga mencapai puncaknya.kekayaan yang bisa diuankan sedikit. Tidak puas dengan keadaan keuangan dan jumlah uang yang dapat ditabung. Tertarik pada produk baru. Menyukai iklan produk. Membeli : mesin cuci, pengering, TV, makanan bayi, obat-obat pembalur dada dan batuk, vitamin, mainan anak-anak, mobil sejenis stasion wagon, olah raga kereta luncur dan skat.
4.      Keluarga utuh tahap ke 2 : anak usian termuda di atass 6 tahun atau lebih.
Kedudukan keuangan lebih baik. Sebagian istri bekerja. Kurang terpengaruh oleh  iklan. Suka membeli barang dalam bungkusan lebih besar., macam-macam keperluan. Membeli ; macam-macam makanan, bahan-bahan pencuci, sepeda , pelajaran musik dan bermain piano.
5.      Keluarga utuh tahap ke 3 :
Pasangan sudah berusia dengan anak-anak mamapu berdiri sendiri
Kedududkan keuangan tetap baik. Makin banyak istri bekerja. Beberapa anak memperoleh pekerjaan. Sulit dipengaruhi periklanan. Rata-rata tinggi mebeli barang tahan lama. Membeli perabotan yang baru dan penuh selera, mobil untuk berpergian, peralatan di rumah yang tak begitu perlu, acar pesiar dengan kapal, perawatan gigi,dan majalah-majalah
6.      Keluarga tak utuh (empty nest) tahap 1 : pasangan lebih tua, dan taka da anak-anak tinggal bersma meraka, pemuka dalam tenaga kerja.
Kepemilikan rumah mencaai tingkat puncak. Paling puas dengan kedudukan keunagan dan tabungan uang. Tertarik pada berpergian. Rekrasi, belajar sendriri, memberikan hadiah dan sumbangan. Tak terterik pad produk baru. Membeli : hari libur, barang mewah, dan perbaikan-perbaikan rumah.
7.      Keluarag tak utuh tahap 2 : pasangan tua . tanpa anak tinggal di rumah, siap masuk tahap pensiun.
Pengurngan secara drastic pendapatan. Tinggal di rumah. Membeli ; alat-alat menjaga kesehatan, produk perawatan kesehatan, un tuk menuntun kesehatan, tidur cukup dan pencernaan lancar.
8.      Satu-satunya yang masih hidup, masih dalam kelompok tenaga kerja.
Pendapatan masih baik, tetapi kemungkinana besar akan menjual rumah.
9.      Satu-satunya yang masih hidup, sudah pensiun.
Dibutuhkan beberapa produk dan perwatan kesehatan seperti kelompok pensiun lainnya, penurunan drastis dlam pendapatan, kebutuhan khusus untuk diperhatikan, dicintai, dan persaan aman.

2.    Pekerjaan dan keadaan Ekonomi.

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas  rata-rata akan produk dan jasa mereka.
Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.

3.      Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya.Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan.Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.Yang di maksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychological traits) yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.Kepribadian dapat menjadi variable yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen.Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya.Kita mendefinisikan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.

v Jennifer Aaker dan stanford meriset kepribadian merek dan mengidentifikasi sifat – sifat berukut :
1)   Ketulusan/sincerity ( membumi, jujur, sehat, dan ceria )
2)   Kegembiraan/excitement ( berani, bersemangat, imajinatif, dan modern )
3)   Kompetensi/competence ( dapat diandalkan, cerdik, dan sukses )
4)   Kesempurnaan/shopisticated ( kelas atas dan menarik )
5)   Ketahanan/ruggedness ( petualang dan tangguh )


4.    Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri seseorang" yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin mendapatkan bahwa sebagian besar pembeli computer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, para pemasar dapat dengan lebih jelas mengarakan merknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.

v Kecenderungan utama keempat kelompok yang sumber dayanya besar adalah :

1)   Yang suka mewujudnyatakan hal-hal yang oleh orang lain dianggap sebagai impian (actualizers) : sukses, canggih, aktif, "merasa tanggung jawab". Pembelian yang dilakukan sering mencerminkan selera yang dianggap berbudaya terhadap produk-produk kelas atas yang berorientasi relung pasar khusus.
2)   Yang suka merealisasikan seluruh ambisi dan potensi diri (fulfilleds) : matang, puas, nyaman, reflektif. Menyukai daya tahan atau keawetan, fungsi, dan nilai suatu produk.
3)   Yang suka mencapai sasarna diri melalui keterampilan dan kerja (achievers) : sukses, berorientasi pada kerja dan karir. Menyukai produk-produk mapan, bergengsi yang menunjukkan keberhasilan kepada rekan-rekan mereka.
4)   Yang suka mencoba (experiencers) : muda, energik, bersemangat, impulsive (meledak-ledak), dan suka memberontak. Membelanjakan penghasilan mereka dalam proporsi yang besar untuk pakaian, makanan cepat saji, musik, film, dan video.

v Kecenderungan utama keempat kelompok yang sumber daya yang lebih sedikit adalah :

1)   Yang menganggap segalanya sudah baik/benar (believers) : konservatif, konvensional dan tradisional. Menyukai produk-produk mum dan merek yang telah mapan.
2)   Yang merasa bersaing (strivers) : tidak pasti, tidak aman, mencari persetujuan, terbatas sumber dayanya. Menyukai produk bergaya yang meniru pembelian orang-orang yan lebih makmur.
3)   Pembuat (makers) : praktis, swasembada, tradisional, berorientasi pada keluarga. Hanya menyukai produk untuk bekerja dan yang mempunyai fungsi tertentu seperti alat-alat pertukangan, kendaraan niaga, peralatan memancing.
4)   Yang harus berjuang (strugglers) : manula, pensiun, pasif, penuh perhatian, terbatas sumber dayanya. Konsumen yang cermat dan setia pada pada merek favorit.


F.   Proses Psikologis

Titik awal untuk memahami prilaku konsumen adalah model respons rangsangan yang di perlihatkan pada rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis di gabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir.
Pilihan barang yang dibeli seorang konsumen lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yang penting yaitu:

1.    Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai.
Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

v Ada tiga teori yang mendasari tentang wacana motivasi, yaitu :

a.    Teori Motivasi Freud
Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologi yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa, seseorang tidak mampu memahami sepenuhnya,memahami motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek – merek tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat nyata pada merek – merek tersebut. Melainkan juga pada petunjuk (clues) lain yang samar, seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek, dapat memicu asosiasi ( arah pemikiran ) dan emosi tertentu.
Satu teknik yang di sebut teknik tangga ( laddering ) memungkinkan kita melacak motivasi seseorang dari motivasi instrumental yang di nyatakan sampai motivasi yang lebih terminal. Kemudian pemasar dapat memutuskan pada tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan dan daya tarik.
Periset motivasi sering mengumpulkan “ wawancara mendalam “ dengan beberapa lusin konsumen untuk mengungkap motif yang lebih dalam yang di picu oleh produk. Mereka menggunakan teknik proyektif seperti asosiasi kata, penyelesaian kalimat, interpretasi gambar, dan permainan peran, banyak yang di pelopori oleh Ernest Dichter, ahli psikologi asal Wina yang tinggal di Amerika Serikat.

Para peneliti telah menghasilkan beberapa hipotesis yang menarik dan ganjil berkenaan dengan apa yang mungkin terdapat dalam benak si penbeli sehubungana dengan keputusan membeli produk tertentu .para peneliti itu mengemukakan bahwa                    :

 Para konsumen menolah buah prune dikeringkan karena tampak keripu dan hal itu mengingatkan orang pada usia tua.
 Laki-laki merokok sigaet merupakan satu bentuk perilaku mengisap jempol bagi orang dewasa. Mereka menyukai rokok untuk memperoleh bau aroma yang kuat untuk membuktikan kejantanan mereka.
 Wanita menyukai lemak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan daripada lemak hewan karena yang ini membangkitkan rasa berdosa membunuh hewan.
 Wanita bersungguh-sunguh ketika membuat kue karena secrara tidak sadar dia mengerjakan sesuatu kegiatan sebagai symbol dari melahirkan bayi. Dia tidak menyukai adonana kue yang mudah dipakai karena hidup santai membangkitkan rasa bersalah.

b.   Teori  Motivasi Maslow

Abraham maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu?.
Jawaban atas maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun atas hirarkie, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan, kebutuan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting.


c.    Teori Motivasi Herzberg

Frederick Herzberg mengembangkan teori dua factor yang membedakan dissatisfier (factor – factor yang menyebabakan ketidak puasan) dan satisfier (factor – factor yang menyebabkan kepuasan).Tidak adanya dissatisfier saja tidak cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk meotivasi pembelian.
Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi.
1.      para penjual harus berusaha sebaik – baiknyha untuk menghindari disstisfier
2.      para pabrikan harus mengidentifikasikan satisfier atau motivator utama pembeli di pasar dan kemudian menyediakan factor satisfier itu. Karena Satisfier itu akan memberikan perbedaan yang besar terhadap merek apa yang dibeli pelanggan.


2.    Persepsi

Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak.Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi itu sendiri adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Philip Kotler, 1997). 
Orang dapat memiliki persepsi sendiri yang berbeda atas objek yang sama dengan tiga proses persepsi, yaitu :




a.    Perhatian / atensi selektif (selective attention )

artinya para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa temuan :

1.    Orang cendrung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.
2.    orang cendrung memperhatikan rangsangan yang mereka antisispasi
3.    orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran rangsangan normal.

b.   Distorsi selektif ( selective distortion )

Rangsakan yang telah mendapat perhatian bahkan tidak selalu muncul dipikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh pengirimnya.Distorsi selektif adalah kecendrungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita. Karena konsumen akan sering memelintirkan informasi sehingga sesuai dengan keyakinan awal mereka tentang merek dan produk.

c.     Ingatan selektif ( selective retention )

adalah orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.




d.   Persepsi bawah sadar ( subliminal perpection )
adalah mekanisme persepsi selektif membutuhkan keterlibatan dan pemikiran aktif konsumen. Sebuah topik yang telah mempesona banyak pemasar selama berabad – abad.Persepsi subliminal mekanisme persepsi subliminal menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif pihak konsumen,karena diam – diam pemasar menenmkan pesn subliminal dalam iklan dan kemasan.


G. Pembelajaraan ( perubahan seseorang berdasarkan pengalaman )

Jika seorang konsumen bertindak maka dengan sendirinya mereka belajar.Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman, pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran.
Teori pembelajaraan mengajarkan pemasaraan bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk dengan menagsosiasikannya dengan dorongan yang kuat, menggunakkan pertanda yang memotivasi, dan menyediakan penguatan positif.
Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong tindakan. Petunjuk (cues) adlah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimna tanggapan seseorang.
Sebuah perusahaan baru dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang sama dengan yang digunakan oleh pesaing dan memberikan konfigurasi isyarat yang serupa, karena pembeli cendrung mangalihkan kesetian mereka pada merek yang mikrip (generalisasi), atau perushaan dapat merancang mereknya agar menarik bagi sekumpulan pendorong yang bereda dan memberikan isyarat yang memancing perpindahan merek (diskriminasi).


H.  Kepercayaan dan sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap.Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka.

Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskritif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu.(Philip kotler.edisi keenam).
Para produsen, sudah tentu sangat tertarik pada kepercyaan yang dianut seseorang tentang produk dan jasa mereka. Kepercayaan ini membentuk citra terhadap merek dan produk, dan orang berbuat sesuai dengan kepercayaan itu salah dan mengkekang pembelian, pengusaha pabrik akan berkeinginan untuk melancarkan sebuah kampanye untuk memperbaiki kepercayaan itu.
Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognikitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.


3.    PROSES KEPUTUSAN MEMBELI

Keputusan Pembelian adalah Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembeliaN.
Pengertian  keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Karena itu, kita dapat membedakan beberapa peranan yang mungkin dimain-mainkan orang dalam sebuah keputusan membeli :

 Pengambilan inisiati (initiator)
Orang yang pertama-tama menyarankan ayau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
 Orang yang mempengaruhi (influences)
Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam embuat keputusan akhir.
 Pembuat keputusan (decides)
Seseorang yang pada akhirnya menetukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli : apakah jadi memebeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana memebeli.
 Pembeli (buyer)
Seseorang yang melakuka pembelian yang sebenarnya.
 Pemakai (user)
Seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa.

Keterlibatan tinggi
Keterlibatan rendah
Perbedaan nyata untuk antara merek-merek keragaman
Perilaku pembali yang kimpleks
Perilaku pembali yang mencari
Sedikit perbedaan antara merek-merek ketidakcocockan
Perilaku memeblei yang mengurangi kebiasaan
Perilaku membeli yang berdasarkan







A) Tipe-tipe Perilaku Membeli

1.    Perilaku membeli yang kompleks

Perilaku pembeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat atau menempuh suatu perilaku dan menyadari perbedaan penting di antara nenerapa merek produk yang ada.
Pembelian ini akan melalui sebuah proses belajar kognitif yang ditandai dengan pertama-tama pengembangan kepercayaan mengenai produk, kemudian bergerak kearah sikap, kea rah produk dan akhirnya melakuakan pemilihan yang seksama untuk membeli.

2.    Perilaku membeli yang mengurangi ketidak cocockan

Konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu, tetapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Keterlibatan yag mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang yanh dibeli itu mahal harganya, jarang dilakukan dan berisiko.
Setelah membeli,konsumen mungkin akan mengalami ketidakcocokan karena dia menyadari beberapa ciri tersebut yang tidak menyenangkan atau mendengar sesuatu menarik tentang yang lain.

3.    Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen kurang terlibat dan tidak terdapat perbedaan nyata antara merek.
Para pemasar produk yang memerlukan keterlibatan rendah, dengan sedikit perbedaan merek, akan menjumpai bahwa efektif untuk memanfaatkan promosi harga dan penjualan sebagai perangsang bagi pembeli yang mencoba memakai produk karena pembeli tidak begitu terikat dengan merek-merek tertentu.


4.    Perilaku Membeli yang Mencari Keuntungan

Dalam beberapa situasi , membeli keterlinatan konsumen rendah, tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi demikian sering kita melihat konsumen banyak melakukan pergantian merek.


B)  Proses Keputusan Membeli

Dalam membeli sebuah computer pribadi, beberapa konsumen akan menghabiskan banyak waktu untuk memperoleh informasi dan membuat perbandingan yang ada, memilih satu merek, tawar-menawar harga, dan menandatangani sebuah perjanjian. Karena itu, para konsumen dapat digolongkan dalam istilah gaya membeli.
Bagaimanakan pemasar dapat mengenal tahap-tahap yang khaas dalam proses membeli produk tertentu? Mereka dapat melakukan instropeksi terhadap kemungkinan perilaku mereka sendiri, meskipun pemanfaatannya terbatas (metode instrofektif).


C)  Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli

Berdasarkan pengkajian terhadap laporan banyak konsumen tentang proses membeli, “model tahap-tahap” dari proses membeli telah dikonseptualisasikan oleh para peneliti perilaku konsumen. Model tahap-tahap itu paling serasi dengan pembuatan keputusan yang kompleks, yakni membeli sesuatu yang mahal, produk yang memerlukan keterlibatan yang mendalam.
Ada 5 tahap yng dilalui konsumen :pengenalan masalah, mencari informasi, penilaian alternative, membuat keputusan membeli, dan  perilaku setelah membeli. Model ini menekankan bahwa proses membeli dimulai jauh sebelum tindakan membeli dan mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Hal itu mendorong para pemasar untuk memusatkan perhatiannya pada proses membeli  daripadakeputusan membeli.
Model ini mempunyai implikasi bahwa para konsumen melalui 5 tahap ini dalam membeli sesuatu.

1)   Pengenalan Masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya.Kebutuhan ini dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu dalam konsumen.para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban.Dengan menghimpun informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengenal ranganngan yang lebih sering terjadi untuk membangkitkan minat dalam jenis produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang akan menggerakkan minat konsumen.

2)      Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli objek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu hanya akan mengendap diingatan. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya.Andai kata konsumen mencari informasi yang lebih banyak, kita dapat membedakan dua tingkat yaitu : konsumen yang mencari informasi dalam kurun yang sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.
Yang menjadi pusat perhatian para pemasar adalah sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh relative dari setiap informasi itu terhadap rangkaian keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompokSumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, bungkus, dan pameran)Sumber umum (media massa, organisasi konsumen)Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji, mempergunakan produk)
Mengenai sumber informasi yang dipergunakan oleh konsumen, pemasar perlu mengidentifikasi sumber-sumber itu dengan cermat dan menilai pentingnya masing-masing sumber informasi itu.Konsumen perlu diminta keterangan tentang bagaimana mereka pertama kali mendengar merek dan apakah informasi yang masuk secara selanjutnya, dan pentingnya beberapa sumber informasi yang berbeda secara relative. Pemasar akan memperoleh kesimpulan bahwa informasi ini penting dan mempunyai pengaruh yang kritis dalam mempersiapkan komunikasi yang efektif terhadap pasar sasaran.

3)   Penilaian Alternatif

Konsep-konsep dasar tertentu membantu memperjelas proses penilaian konsumen. konsep pertama adalah sifat-sifat produk. Kita beranggapan bahwa setiap konsumen memandang suatu produk sebagai himpunan dari sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu.
Konsumen akan memperhatikan terutama apa yang mereka anggap sesuai. Konsumen akan paling memperhatikan cirri-ciri yang berkaitan langsung dengan kebutuhan merek.
Pasar untuk suatu produk dapat dibagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan ciri-ciri yang terutama yang menarik bagi kelompok pembeli yang berbeda-beda.
Yang kedua, pemasaran jangan menimbulkan bahwa hal ini merupakan cirri-ciri yang terpenting.Beberapa diantaranya mungkin saja menjadi menonjol karena konsumen baru saja memperoleh pesan dari sumber-sumber niaga yang mengemukakan ciri-ciri itu, atau menhgadapi satu masalah berkenaan dengan cirri-ciri, sehingga cirri-ciri inilah yang paling berkesan dalam benaknya.Mungkin pula cirri-ciri yang termasuk dalam kategori tidak menonjol itu adalah cirri-ciri yang terlupakan oleh pembeli, namun tingkat kepentingannya bisa dikenali kembali setelah diucapkan.Pemasar perlu lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan cirri-ciri.Konsumen mungkin mengaitkan bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda itu dengan cirri-ciri yang sesuai.Satu perbedaan dapat dibuat antara pentingnya suatu ciri dengan penonjolannya.


D. Beberapa Proses Keputusan Alternatif yang Digunakan oleh Konsumen untuk Menilai Merek-merek Alternatif

Untuk menggunakan model merek ideal, pemasar perlu mewawancarai para pembeli dan menanyakan mereka untuk menggambarkan merek yang diidam-idamkannya. Pemasar akan memperoleh tiga kelompok jawaban. Konsumen lain akan menyebutkan dua merek idaman atau lebih yang akan memuaskan mereka. Sedangkan selebihnya mengalami kesulitan untuk merumuskan sebuah merek idaman dan menentukan suatu lingkup yang luas tentang merek-merek yang dapat mereka terima.

1)   Model Penghubung (Conjunctive)

Beberapa konsumen akan menilai alternatif-alternatif dengan menetapkan suatu tingkatan ciri yang minimal harus dimiliki oleh merek yang dapat diterima. Mereka hanya akan mempertimbangkan barang yang nilainya lebih baik. Penilaian yang menghubungkan beberapa ciri untuk memenuhi keperluan itu dalam bentuknya yang ekstrem akan melenyapkan semua merek. Seorang konsumen mungkin tidak akan membeli sebuah komputer karena tidak ada merek yang mampu memenuhi keperluannya yang minimal. Perlu dicatat bahwa penilaian yang menghubungkan ciri-ciri itu tidak menaruh perhatian pada bagaimana tingginya tingkat sebuah ciri, selama ciri-ciri ini telah mampu melapaui keperluan minimum. Satu tingkat yang tinggi pada sala satu ciri tidak akan mengimbangi ciri lain yang berada di bawah tingkat minimum.



2)   Model Ciri-ciri Tak Bertalian

Konsumen mungkin menginginkan untuk mempertimbangkan hanya barang yang dapat melampaui tingkatan spesifik pada satu ciri  atau sebagian kecil ciri, tanpa memandang kedudukannya dibandingkan dengan ciri lain. Dalam model ini, nilai tinggi tidak akan mengimbang variabel lain yang tidak mempunyai ciri-ciri yang termasuk dalam perangkat pilihan yang dapat diterima.

3)   Model Penyusutan Kamus

Proses yang tidak saling mengimbangi lainnnya terjadi jika konsumen mnyusun ciri-ciri barang dalam urutan kepentingannya dalam membandingkan merek-merek berdasarkan ciri-ciri terpenting. Jia sebuah merek lebih unggul pada ciri terpenting, maka barang iu menjadi pilihannya. Jika dua merek atau lebih setara dalam ciri-ciri tertentu,,  konsumen akan mempertimbangkan ciri-ciri berikutnya yang terpenting dan hal ini dilanjutkannya hingga tinggal satu merek.

4)   Implikasi Pemasaran

Model-model yang telah dikemukakan menyatakan bahwa peembeli dapat membuat referensi produk dalama beberapa cara. Seorang pembeli tertentu, dalam suatu kesempatan membeli tertentu, dan menghadapi maca-macam produk tertentu, mungkin menjadi seorang pembeli yang menghubungkan semua ciri dengan keperluannya, pembeli yang lebih memperhatikan satu ciri atau sebagai tipe pembeli lainnya.pembeli yang sama mungkin berperilaku sebagai seorang pembeli yang menghubungkan ciri-ciri produk untuk membeli produk yang harganya tinggi dan sebagai pembeli yang mementingkan ciri tertentu untuk produk yang nilainya kecil. Atau pembeli yang sama, dalam membeli suatu produk dengan harga yang tinggi mungkin mula-mula berperilaku sebagai seorang pembeli yang menghubungkan ciri yang satu dengan yang lain untuk menghapuskan beberapa alternatif dan kemudian membuat pilihan akhir sebagai sebuah merek yang diidamkan pembeli. Bila kita menyadari bahwa sebuah pasar terdiri dari banyak pembeli, maka nampaknya tak ada harapan untuk menyimpulkan tingkah laku pembeli dalam pasar itu.
Namun demikian, pemasar dapat memperoleh pandangan yang berfaedah dengan cara mewawancara sebuah sampel pembeli untuk memperoleh informasi bagaimana mereka melakukan penilaiannya dalam jenis-jenis produk itu. Pemasar mungkin memperoleh kesimpulan bahwa kebanyakan konsumen dalam pasar itu mempergunakan prosedur evaluasi tertentu.Dalam kasus demikian, pemasar dapat mempertimbangkan cara-cara efektif untuk membuat penonjolan merek bagi para konsumen yang sedang mempergunakan prosedur penelitian itu.

5)   Keputusan  Membeli

Tahap penilaian keputusan meenyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan.Konsumen, mungkin juga membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Nnamun demikian, dua faktor lainnya dapat mencampuri maksud  itu dengan keputusan membeli.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi satu alternatif yang disukai seseorang tergantung pada dua hal,, yaitu intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen, dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Makin kuat intensitas sikap negatif orang lain, dan makin dekat orang itu dengan konsumen, maka semakin banyak kemungkinan konsumen untuk mngurungkan maksudnya untuk membeli sesuatu. Pengaruh lainnya semakin kompleks ketik beberapa orang mengurungkan niat pembeli memenuhi pendapat yang bertentangan dan pembeli akan membelinya dengan senang hati.
Maksud pembelian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional yang tak terduga.Konsumen membentuk sebuah maksud membeli berdasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga dan keuntungan yang diharapkan dari produk itu.Bila konsumen hampir tiba pada keputusan untuk membeli, maka faktor-faktor situasi yang tak terduga itu mungkin muncul untuk mengubah maksud pembelian.
Keputusanseorang konsumen untuk mengubah, mengangguhkan, atau  membattalkan keputusan membeli, banyak dipengaruhi oleh pandangan risiko seseorang. Banyak penelitian yang melibatkan risiko yang akan ditanggungnya. Para konsumen sama sekali tidak memperoleh kepastian akibat dari pembelian yang dilakukannya. Hal ini menyebabkan tingkat kecemasan terentu pada pembeli.Besar kecilnya risiko yng ditanggapi seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan, banyak ciri yang tidak pasti, dan tingkat kepercayaan konsumen.Seorang konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi risiko, seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman, dan memilih sebuah merek nasional dan ada jaminan. Pemasar harus memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perasaan yag negatif dalam diri konsumen dan menyediakan informasi dan pendukung lainnya yang akan mengurangi perasaan ini.
Seorang konsumen yang memutuskan untuk melaksanaka maksudnya untuk membeli sesuatu akan membuat lima macam sub keputusan membeli. Konsumen akan membuat keputusan tentang merek, keputusan membeli dari siapa, keputusan tentang jumlah, keputusan tentang waktu membeli, dan keputusan  tentang cara membayar. Keputusan-keputusan itu tidak selalu dilakukan menurut urutan tersebut.Sangat berbeda halnya dengan pembelian kebutuhan hidup sehari-hari, yang hanya melibatkan sebagian kecil dari keputusan-keputusan tersebut, dan bahkan tidak perlu melakukan perencanaan dan pertimbangan.

6)   Perilaku Pasca Pembelian

Setelah mebeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan  melakukan beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca pembelian.

7)   Kepuasan pasca pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen mungkin menemukan produk yang cacat.Beberapa pembeli tidak menginginkan produk-produk yang cacat, sementara yang lainnya masa bodoh, dan beberapa mungkin bahkan melihat kecacatan tadi sebagai peningkatan harga produk.Kecacatan ini terkadang dapat membahayakan bagi konsumen.
Pada umumya, kita dihadapkan dengan beberapa pernyataan, apakah pembeli sangat puas, puas, sedikit kecewa atau kecewa atas suatu pembelian. Jika produknya melebihi apa yang diharapkan, tentu saja konsumen sangat puas, akan tetapi jika produk di bawah tingkat yang diharapkan tentunya konsumen akan kecewa.
Konsumen membentuk pengharapan-pengharapan mereka berdasarkan pada pesan-pesan yang mereka peroleh dari para penjual., teman-temannua, dan sumber informasi lain. Jika penjual melebih-lebihkan keuntungan yang akan diperoleh, konsumen akan mengalami pengharapan yang tak terpenuhi yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Makin besar antara jurang pengharapan dan prestasi, makin besar ketidakpuasan konnsumen. Dalam situasi demikian, bagaimana gaya pemecahan masalah dari pihak konsumen akan ikut memainkan peran. Bebrapa konsumen membesar-besarkan kesenjangan tersebut bila produk tidak sempurna, dan mereka menjadi sangat tidak puas. Namun ada juga konsumen lain yang mempersempit kesenjangan itu dan tidak begitu merasa puas.
Teori ini menganjurkan bahwa para penjual perlu mengemukakan secara terus terang dan jujur tentang prestasi produk  sehingga para pembeli mengalami kepuasan. Sebagian penjual bahkan mungkin mengemukakan kebaikan-kebaikan produk di bawah tingkatan yang sebenarnya sehingga para konsumen akan mengalami kepuasan melebihi apa yang diharapkan sehubungan dengan produk.
Festinger dan Bramel berkeyakinan bahwa pembelian yang bukan kebutuhan sehari-hari tak dapat menghindari keterlibatan beberapa hal yang tak memuaskan setelah produk itu dibeli.Ketika seseorang memilih di antara dua alternatif atau lebih, perasaan tidak puas atau tidak  cocok akan tak dapat dihindarkan pemunculannnya karen pada waktu dia membuat keputusan dia mengetahui keuntungan dan kerugian berkenaan dengan keputusannya. Ketidakcocokan itu munvul setelah hampir setiap keputusan dibuat, dan untuk selanjutnya langkah-langkah yang diambil seseorang untuk mengurangi ketidakcocokan itu akan berbeda-beda.

8)   Tindakan-tindakan Pasca Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selnjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.Seorang konsumen yang tidak puas akan malakukan tindakan yang berbeda dengan konsumen yang merasa puas. Konsumen yang tidak puas itu akan mencoba mengurangi ketidakcocokan itu karena suatu dorongan dalam organisme manusia, yaitu “untuk menciptakan keselarasan dalam jiwanya, ketetapan atau kesesuaian antara pendapatnya, pengetahuan dan nilai-nilai panutannya.” Konsumen yang mengalami ketidakcocokan akan mengusahakan satu atau dua macam kegiatan, atau mencoba untuk mengurangi ketidakcocokan itu dengan meninggalkan atau mengembalikan produk, atau mungkin dengan mengurangi ketidakcocokann itu dengan mencari informasi yang mungkin menegaskan nilai yang tinggi.
Para pemasar perlu menyadari sepenuhnya segala sesuatu yang berkenaan dengan tingkah laku konsumen yang tidak puas.Konsumen mempunyai pilihan antara melakukan suatu tindakan, mereka dapat menempuh jalan berupa tindakan masyarakat atau secara pribadi.Tindakan atau aksi masyarakat mencakup beberapa macam seperti penyampaian keluhan kepada perusahaan, mendatangi seorang ahli hukum, atau menyampaikan keluhan kepada lembaga pemerintah yang mungkin dapat membantu pembeli memperoleh kepuasan.Mungkin juga pembeli berhenti membeli produk atau menyebarkan kesan buruk kepada teman-temannya atau pihak lainnya.
Para pemasar dapat menempuh beberapa langkah untuk memperkecil ketidakpuasan konsumen setelah membeli produk. Perusahaan-perusahaan komputer dapat mengirimkan sepucuk surat kepada pemilik komputer yang baru dan memberi ucapan selamat kepada mereka yang telah memilih sebuah komputer yang baik. Mereka dapat memasang iklan yang menunjukkan perasaan puas seorang yang telaah memiliki merek tertentu.Mereka dapat meminta, menghimpun saran-saran pembeli untuk penyempurnaan produk dan mengemukakan daftar tempat memberikan pelayanan kepada para pemakai kommputer. Mereka dapat menulis buku-buku petunjuk yang akan mengurangi ketidakcocokan dengan produk yang telah dibeli. Mereka dapat mengirimkan kepada pemilik produk sebuah majalah yang memuat beberapa tulisan tentang pemakaian komputer baru.Komunikasi yang dilancarkan setelah konsumen membeli sebuah produk menunjukkan hasil yang positif.Makin sedikit barang yang telah dibel dikembalikan.Selain itu perusahaan juga menyediakan saluran yang baik bagi pembeli untuk menyampaikan keluhannya dan menyusun kegiatan yang mempercepat penanganan terhadap keluhan pembeli.

9)   Penggunaan dan pembuangan Pasca Pembelian

Memang terdapat beberapa langkah dalam tingkah laku pembeli pada pasca pembelian yang perlu diamati oleh para penjual, yakni apa yang pada akhirnya dilakukan dengan  pembelian dengan produk yang bersangkutan. Jika konsumen menemukan pemakaian baru suatu produk, hal itu akan menarik perhatian para penjual karena perusahaan dapat mengiklankan pemakaian baru. Jika para pembeli menyimpan produk dan jarang menggunakannya atau sama sekali tidak menggunakannya, produk  yang bersangkutan tidak  selamanya memuaskan, dan komentar para konsumen tidak akan banyak. Yang menarik disini adalah bagaimana konsumen pada akhirnya menjual produk itu. Jika mereka menjual atau menukar produk tersebut, hal itu akan mengurangi penjualan produk baru.  Secara singkatnya, penjual perlu mempelajari pemakaian produk dan penjualannya lagi bila tidak dipakai lagi sebagaii petunjuk bagi kemungkinan adanya masalah-masalah dan kesempatan yang menguntungkan.
Memahami kebutuhan-kebutuhan konsumen dan proses membeli merupakan landasan keberhasilan bagi pemasaran. Dengan memahami bagaimana pembeli-pembeli menempuh proses mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, menilai alternatif, memutuskan pembelian dan tingkah laku pasca pembelian, hal ini akan memungkinkan para pemasar untuk memperoleh beberapa petunjuk penting, yakni bagaimana memenuhi berbagai peserta dalam proses membeli dan hal-hal yang banyak mempengaruhi tingkah laku membeli mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang efektif bagi pasar sasaran mereka.



KESIMPULAN

Perilaku pasar konsumen dan barang yang dibeli konsumen perlu dipahami sebelum rencana pemasaran dapat dikembangakan.Pasar konsumen mebeli barnag-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.Pasr konsumen adalah sasarn akhir, dan untuk itu lah kegiatan ekonomi dilkukan.Pasar terdiri dari beberapa bagian, seperti konsumen orang kulit hitam, knsuemn orang dewasa muda, dan konsumen yang berusia lanjut. Dalam analisis pasar konsumen, beberapa factor perlu dipahami yaitu :
 Perhuni sasaran, dan tujua pembeli, organisasi, operasi, kesempatan, dan tempat penjualan.
 Perilaku pembeli dipengaruhi, empat factor utama :
Kebudayaan (budaya,sub-budaya,dan kelas social), social (kelompok, referensi, kelurga,penanan dan status), pribadi (usia, dan thap perjalan hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian serta konsep-diri), dan psikologis (motivasi,persepsi,belajar,dan kpercayaan serta sikap).Kesemuannya ini memberkan petunjuk berkenaan dengan bagaimana menjangkau dan melayani pembeli secar aefektif.

Sebelum merencanakan pemasaranya, sebuah perusahaan perlu mengenal konsumen sasarannya dan tipe dari pada proses kepuusan yang dilalaui mereka. Sementara sebagai keputusan membeli melibatkan hanaya seorang membaut keputusan, keputasan membeli lainnya mungkin melibatkan beberapa peserta, yang memainkan peranan seperti pengambil prakasa, orang yang mempengaruhi, pembuat keputusan pembeli, dan pemakai. Tugas para pemasar adlah untuk mengenal peserta-peserta kegiatan membeli lainnya, kriteria mereka membeli sesuatu, dan kadar pengaruh yang merka berikanterhadap pembeli.program pemasaran perlu dirancang untuk memikat dan menjangkau pihak-pihak lain yang ikut menentukan dala mebeli sesuatu, sebagai mana halnya program untuk para pembali.


DAFTAR PUSTAKA

Kotler.Philip, Gary Amstrong.2004 .Prinsip-prinsip pemasaran.
Jakarta :Erlangga
Manajemen Pemasaran, Edisi Keenam Jilid 1, Philip Kotler
Jakarta : Penerbit Erlangga

1 komentar:

  1. What is the casino? - SEPT
    The best casino online 1xbet login is the One of the main https://febcasino.com/review/merit-casino/ reasons why people are spending 바카라 money on a game is by having a few options. One of septcasino the reasons

    BalasHapus